Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya sebagai pemimpin kelompok sel, ini lah yang saya dapatkan.
Orang yang kita pimpin tidak masalah jika kita as leader, punya kekurangan, kejelekan, kadangkala kita jatuh, buat kesalahan, terpeleset, dsb. Tapi mereka tidak akan terima jika :
- Kita membicarakan mereka/orang lain di belakang, dengan motivasi yang tidak benar, terutama menjelek-jelekkan
- Kita berbicara satu hal, tapi berbuat hal lainnya. Bahasa kasarnya : munafik.
- They even don’t mind jika kita berseteru dengan pihak lain, tapi yang mereka tidak terima adalah kalau kita as leader membiarkan perseteruan itu berlarut-larut.
- They even don’t mind jika kita agak judes dan bossy, as long kita konsisten…. Jangan kita ramah-tamah depan orang gereja, tapiĀ di keluarga dan lingkungan lainnya kita judes. Selama di setiap aspek, misalkan terlihat kita memang sifatnya konsisten, tidak memakai topeng, they will accept it. What they don’t accept adalah ketidakkonsistenan. It’s ok if you are agak judes, as long as we don’t wear “topeng” bersama orang lain.
Sifat, karakter tidak bisa diandalkan. Tapi kasih mengalahkan segala sesuatunya. Selama kita memang mengasihi mereka, dan mereka tahu, everything else is a perk.
Saat kita menegor mereka, dengan lembut ataupun keras, tapi jika mereka bisa merasakan kita melakukan itu karena kita mengasihi mereka, they will accept. As long as, we don’t do it karena kita kesal/kecewa sama mereka.
Kasih mengalahkan segala sesuatunya. Dan kita tahu bagaimana cara kita mengasihi dengan benar, dari Kristus.